Selasa, 01 Oktober 2019

Sedjarah Nama


SEKEDAR SEJARAH NAMAKU
Bismillahirrahmaanirrahiim
            Kuawali tulisan ini dengan memulai menulis Bismillahirrahmanirrahiim di tulisan dan kubaca juga dalam hati yang terdalam dan insyaallah demi mendapatkan keberkahan dariNya, “Nya” disini adalah Allah SWT tuhanku ,penciptaku,bosku, pengabul do’a-do’aku, pemberi segalanya yang ada padaku SEMUANYA termasuk yang ada padamu pula yang membaca tulisan ini yang tentunya pasti sudah lebih tau dibanding diriku yang nulis ini.
            Langsung saja Aku, saya , diriku ataupun gue ini sedang Memakai Nama Aldi Rizaldi Muis nama yang ini adalah pemberian dari Abahku feat ibuku, Abahku adalah ayah dari ibuku, beliau kakekku, saya manggilnya “Abah” bukan “kakek” ataupun “aki” karena kalau manggil “kakek” harus dua kali biar lengkap jadi “kakek-kakek” dan “Aki” pun begitu “aki-aki”. Kalo kata “abah” kurang cocok dipanggil duakali “abah-abah” tuh kan, gak enak ah! Ya kira-kira itulah penjelasan mengenai panggilan kakekku, kalau kepada Ayahku aku manggilnya “bapak” tapi huruf “K”nya gak pernah ku bawa ucap, selalu yang kuucap hanya “bapa” saja. Mau manggil “Aa” gak bisa, gak sopan! Masa ke Ayah sendiri panggil “Aa”?[1] Apalagi ke Abah , gak bisa! Dan gak mau ah!.
            Tadi jika dilihat/dibaca dari atas saya mengatakan atau menuliskan (padahal diketik) bahwa saya saat ini sedang memakai nama “Aldi Rizaldi Muis” karena akutuh namanya ada 3 bahkan bisa 7 atau 8-an lah kalau ditambah dengan nama E-mail maupun Akun Sosmed baik yang masih dipakai maupun tidak. Awalnya gue dikasih nama “Deni Maulidin” Deni dari Desember bulan kelahiran Masehi, dan Maulidin dari Bulan kelahiran Hijriyah serta Nama Bapakku pula Bpk.Maludin (menurut interpretasiku atau penafsiranku) nama DM (Deni Maulidin) diberikan oleh myMother sampai aku berumur 3 / 4 tahunan saja, karena katanya pas waktu itu di umur segitu aku bandel, tak sopan ,proaktif “teu daek ngajedog” (gak bisa diam) dan lain sebagainya yang pokoknya negative lah, karena waktu seumur sekian tersebut itu sering datang banyak tamu kerumahku dan tamunya itu kawan-kawan ayahku baik tamu yang berbentuk kerabat, tetangga, maupun yang dari kota teman ayah bekerja, juga bisa pula bosnya. Dan pada saat tamu datang dan mulai berbincang diruang dapur eit, diruang tamu dong! Yang diruang dapur biasanya kompor sumbu (karena belum pakai kompor gas waktu itu), panci, wajan, seeng, teko, bumbu-bumbu dan juga mamah (panggilan sayangku pada ibu sekaligus panggilan bila ingin jajan) mamah yang sedang menyiapkan aneka suguhan buat tamu mulai dari teh,kopi juga biasanya ada roti oleh-oleh dari bapakku yang bekerja di pabriknya (pabrik roti) biasanya jadi extra capek gara-gara ngurusin tamu dan aku yang berkelakuan kurang menyenangkan tak sopan maksudnya karena sedang ada tamu harusnya tak boleh mengganggu. Sampai disitu munculah rencana mengganti nama, awalnya gara-gara kelahiran adik perempuanku yang bernama “Triana Nursafitri” , aku mau diganti nama jadi “Trijaldi Muiz”. Ini true story[2], bukan ngarang ya! So’alnya ada sumbernya. Nah.. Ibuku tidak ujug-ujug kasih nama, beliau minta saran dulu ke abahku yakni ayah dari ibundaku terkait nama ananda (aku) , lalu abah memberi kesimpulan “Rizaldi Muiz” saja! Udah fix! “nama ini tidak terlalu berat baginya dan mudah-mudahan gak badung kalo udah dikasih nama ini!” kata abah, lalu “aamiin ya Allah!” kata ibu, sedang aku hanya diam saja karena waktu itu difikiranku hanya ada jajan kalau melihat keluarga sedang lengkap.
            Nah waktu aku akan masuk ke SD (sekolah duar )[3], aku diajak oleh Bapak kerumah wali kelas kelas 1 SD yaitu Bu Yani orang Sukadami yang cantik ,baik hati dan bukan laki-laki tentunya,[4]“pak kunaon teu ka sakola’an na?”[5] tanyaku pada myFather“kan keur libur ayeunamah keur pre(free mungkin) ,tos samen biasana pre!’’[6]jawab bapak. Lalu didalam ruang tamu bu Yani kami disuguhi air dan snack yang tidak kami cicipi karena malu-malu ih,bukan malu-malu in! “Siapa namanya? baru Mau masuk kelas 1 ? TK dulu gak?’’ tanya bu Yani pada Bapak, “Namanya Rizaldi Muiz, dipanggilnya Aldi, iya baru mau kelas 1 , tapi gak TK dulu gapapa kan? So’alnya insyaallah baca tulisan mah sudah bisa’’ jawaban bapak pada ibu (bu Yani) .Lalu disinilah mulai ada pergeseran nilai-nilai keaslian dari nama yang diberikan oleh Abah dan Mamah, walaupun tidak masuk TK[7] dulu. Segala puji benar-benar hanya bagi, untuk dan milik Allah SWT[8] saya sudah bisa membaca dan menulis walaupun tak banyak , berkat madrosatul ula (sekolah pertama) yang aku dapatkan dari keluarga. Baik dari bapak, kakak, abah, uwa dan tentunya ibuku tercinta , terkasih dan tersayang yang paling utama[9].adalah Aku membaca kertas yang ditulis oleh ibu Yani, tulisannya “Aldi Rizaldi Muis” dan dimasukan pula ke Absen sampai Raport hingga di Izasah SD, MTs, serta SMKku nama itu pula , sampai saat inipun Aku dikenalnya dengan nama tersebut. Tapi tak masalah, dan tak usah diperso’alkan ! teringat kata guruku tercinta, terbaik dan tersegalanya[10]“biarpun nasi sudah menjadi bubur, yang penting sekarang adalah bagaimana caranya agar kita bisa menyajikan bubur tersebut menjadi seindah dan seenak mungkin, supaya tetap bisa dinikmati, bahkan dijualpun Laku...laku...laku..!(echo effect)  kuharap namaku ini jadi keberkahan bagi pemakainya yaitu aku dan siapapun itu yang namanya sama, juga nama engkau semua yang membaca tulisan burukku ini[11]Aamiin! Semoga dikabulkan! Cuma saja aku merasa tak enak pada kedua orang yang berjasa telah susah payah mencarikan nama yang sepertinya cocok untuk diriku ini.
            Menurut sumber yang bisa dipercaya dan masih ada buktinya pula,Aku si yang diberinama Aldi Rizaldi Muis di Izasah ini dilahirkan di Kp. Krajan Desa Sukadami RT/W 012/004 Kota Purwakarta kecamatan Wanayasa kode Pos 41174 Pada Pagi-pagi sekitar pukul setengah tujuhandikamar ortuku[12]Hari senin tanggal 04 Bulan Desember bertahun 1995 M, oleh mamah tentunya. Mamah yang tak bisa kubalas jasanya walaupun dengan satu Bumi tambah dua planet Mars dan Jupiter untuk membayar jasa-jasanya tak kan pernah cukup dan tak kan pernah bisa terbalas atau terbayar. Kalau kata guruku lagi[13]walaupun sampai belut berbulu, Mamalia bertelur, bumi dan langit menyatu, matahari terbit dari kulon dan sampai Bumi dan isinya milikmupun kamu tak akan pernah bisa membayar atau membalas jasa-jasa yang telah kamu dapati dari orangtua dan guru-gurumu! Apalagi dari tuhanmu!”. Maka dari itu, sampai saat inipun aku Cuma bisa mengucapkan “TERIMAKASIH” pada Guru, Orangtua, keluarga (sanak family) dan seluruh teman-temanku yang amat banyak sekali jasa-jasanya yang kudapatkan serta ilmu-ilmu, bahkan pengetahuan-pengetahuan dari melalui pelbagai pengalaman baik menyenangkan maupun menjengkelkan. Sebab  Tak ada kata lain atau benda/barang apapun yang mampu kukasih atau kuberi pada pihak-pihak orang-orang berjasa itu semua, hanya ucapan TERIMAKASIH saja yang mampu ku berikan sampai saat ini, dengan rasa ikhlasdan sayang mereka padaku serta balasannya saya hanya bisa minta ke Allah saja, semoga Allahpun selalu menyayangi semuanya baik yang kenal padaku maupun tidak, khusus buat orang Indonesia. Umumnya untuk orang yang pernah dan sedang ada di dunia aamiin! Lhooo.. kok semuanya? Iya semuanya saja, karena aku tak mau ada benci meski sekecil debu ataupula bakteri , dan karena aku dari desa Sukadami yang bermakna Penyuka kedamaian bukan permusuhan.

Ciseeng, Bogor , 23:59 Malam minggu kemarau 14 September 2019 M
Aldi Rizaldi Muis
NIM:1516.1.005



























[1] Didalam bahasa sunda ‘Aa’ berarti ‘Kakak’ oke!
[2] Kisah nyata (bukan kisah nyate! Kalau kisah nyate biasanya iedul adha akumah)
[3] Sekolah dasar dong ah!
[4] Hehe dong J
[5] Pak kenapa gak kesekolahnnya?
[6] Kan sekarang  mah sedang libur nak habis kenaikan kelas habis dibagi raport  biasanya suka libur
[7] Taman  Kanak-anak , tempat sekolah sebelum masuk SD. Masuk TK  dulu biar apa? Gak tau ! so’alnya diri ini tak TK dulu, dan PAUD serta Playgroup didesaku belum ada waktu itu tahun  2002an
[8]Alhamdulillah! Alhamdulillah! Alhamdulillah! Tahdduts binni’mah
[9] Bahkan derajat ibu  lebih tiga  tingkat dibanding  Ayah, kata lagu Qasidah yang ngambil dari hadits nabi.
[10] Segalanya dalam hal positif!
[11] Buah  Jeruk , Buah Delima! Tulisan Buruk Jangan dihina!
[12] Orang tuaku dan adiku  bukan orang tuamu
[13] Semoga  semua guru-guruku beserta keluarganya  dirahmati oleh Allah senantiasa!

1 komentar:

silahkan komentarnya pembaca sangat diharapkan walaupun hanya komen "ekhem" saja ataupun cuma "oh"