TADINYA KENAL
Ekhemmm ,..
itu suaraku yang agak haus karena air gallon di kamar sudah habis,
mentang-mentang di bulan-bulan ini sedang terjadi kemarau yang berlangsung
sangat lama eh Air di gallon juga ikut-ikutan surut.
Aku mencoba
menulis entah itu puisi, sajak , atau apalah itu aku tak tahu tetapi
inspirasinya kudapat dari obrolan pagi di wilayah dapur ada sekelompok bibi
atau kalau di inggris dinamai Aunt yang
bercerita akan masa-masa waktu mereka kecil dan berteman dengan orang-orang
yang sekarang ketika sudah besarnya sudah bisa dibilang orang terpandang atau
bisa dikata sukses kalau kata si Anu mah.
Nah, yang
membuat diriku ini terkejut terheran-heran ketika mereka bilang “Waktu Kecilnya
Dulu saya deket banget sama pak anu
ataupun bu itu , sampai-sampai waktu Sekolah Dasar Saya mau disuruh mijitin,
disuruh-suruh nulisin pelajaran yang harusnya dia yang nulis, main bareng dan
kerja kelompok juga sama-sama, gak pernah sendiri-sendiri ataupun Em-Em
(masing-masing). Anehnya sekarang setelah sudah pada tua bertemupun tak
menyapa, entah lupa atau gimana ya? Padahal dulunya akrab banget sama bibi,
bibi juga jadi gak enak mau nyapa duluan. Kalau ketemupun orang-orang itu malah
memalingkan mukanya sehingga bibi sampai saat ini malu untuk menegur sapa,
padahal mah pengen akrab kayak dulu, bukan karena kesuksesan mereka, cuman bibi
mah ngerasa gak mau kayak yang gak pernah kenal aja, kan dulu satu sekolahan,
satu kelas, bahkan pernah sebangku juga.” Kira-kira begitulah yang sempat
kuingat, dan sejenak akupun termenung, jadi membayangkan bagaimana bila
kejadian ini dialami oleh hamba? walaupun kejadian ini sudah hamba alami bahkan
saat hamba Seusia SMA pun hamba sudah mengalami.dan Hamba berada diposisi si Bibi sepertinya.
Dan sepintas
pula dikepalaku terlintas kata-kata Tadinya Kenal..nal..nal.. (echo). Langsung saja buru-buru,
gerasa-gerusu, tergesa-gesa, BerGeCe[1]
dan bersemangat ku segera ambil saja kertas kosong serta pena alias pulpen atau
ballpoint atau pen atau Qolamun ! setelah kudapatkan semua ,
lalu kusimpan lagi dan mengambil laptop dan menyalakannya dan hati besarku
berkata “mending nulis di computer ah..
biar kalau salah bisa dihapus, tulisannya bisa dihias dan bisa di save juga!
Kalau nulis di kertas mah gak bisa disave ah! Kadang lupa naruh walaupun sudah
bisa disave juga!” Lalu sebelum mati listrik (mati lampu dari PLN) tiba
kulangsung saja menulis ini yang berdasar PKL[2] :
Hey sob ini Aku!
Yang waktu itu
Datang ke rumahmu
Berdiri depan pintu
Memanggil-manggil namamu
Kita berteman dari kecil
Bersahabat sampai lupa waktu
Satu desa
sampai
bersekolah di sekolah yang sama,
Seketika setelah lulus SD
Sekolah kita di tempat berlainan
Sedikit demi sedikit sapaan mulai jadi pelan
Sampai berada pada titik enggan
Aku malu untuk menyapa duluan
Sesekali inginku datang kerumahmu
Memanggil-manggil namamu
depan pintu layaknya dulu.
Tapi itu hanyalah sebatas keinginan
Yang tak pernah kupraktekan
!!!!!!!!!!!!!!!
Sama sekali
!!!!!!
Kawan di waktu kecil
Bila kufikir-fikir
Sangat banyak jasa-jasamu
Menghiasi masa kecilku
Dengan segudang warna dan warni
Yang senantiasa menghiasi
Dari hari ke hari
Hingga aku mulai merasa
Malu untuk sekedar hanya menyapa
Padahal,
Sedikitpun aku tak akan pernah dan tak mau lupa
akan kisah kita yang penuh warna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentarnya pembaca sangat diharapkan walaupun hanya komen "ekhem" saja ataupun cuma "oh"