Selasa, 01 Oktober 2019

Uang


Bukannya Aku Tak Ada Uang ,Tapinya Aku Sedang Malas Meminjam Uang


Kala itu aku alhamdulillah sedang diberi nikmat Jum’atan dan sekarang walau agak lupa (banyak lupa sedikit ingatnya) sedikit ingat[1] Pesan khotib Jum’at yang tadi tanggal 20 September 2019 pasti harinya Jum’at!
Bahwa pak khotib pernah membaca kitab imam Ghazali yang berisi :
Nanti di akhirat pabila telah sudah kita semua orang alami yang namanya wafat[2] Orang itu dibagi 3 golongan. Tiga golongan ini yakni :
1.      Beruntung
2.      Selamat
3.      Celaka
Pabila kamu tak bisa jadi orang golongan nomer 1 yang beruntung maka minimal jadilah yang nomer 2 ! jadi yang selamat. Sedangkan imam ghazali memberikan 4 clue[3] orang-orang yang celaka yakni golongan orang nomer 3 pastinya. Satu-persatu dari ciri-cirinya yakni dibawah ini nih:
a.      Lupa akan dosa yang telah diperbuat
b.      Senantiasa mengingat-ingat kebaikan yang sudah lampau
c.       Mengurusi dunia hingga lupa akhirat
d.      Memutuskan tali persaudaraan (putus silaturahmi)
Wallahu’alam[4] tapinya.
Lalu khotib memaparkan ayat ini kalau tak salah,  firman Allah dalam Al-Qur’an, kurang lebih isinya yang sempat diingat :

Likulli ummatin Ajal
La yastaqdimu wa la yasta’khiru wa law saa’atin
Bagi setiap umat ada ajal, tidak bisa dimundurkan ataupun di percepat walau sedetik saja

Dan inipun yang dibawah sempat muncul di kepalaku yang dikejar deadline skripsi kala ini
Walikulli Mahasiswain Ajal”’

Khotib menceritakan sebuah cerita, tapi yang disini biarlah aku yang bercerita, maaf bila ceritanya beda! Maklum agak diVermak guna kepentingan penulis (pengetik) dalam menyampaikan maksud dan tujuannya yang tidak tertentu, kira-kira begini ceritanya :

Pada suatu hari, anak dari Tuan Umar pulang sekolah sambil menangis. Lalu sang ayah yang saat itu kebetulan sedang jadi pejabat segera menghampiri anak kesayanganya itu, seraya bertanya “Ada apaa sayang? Apa yang telah terjadi? Ceritakan pada ayah ! jangan menangis ah!”
Lalu anak tersebut menceritakan kronologis kejadiannya ”daddy begini ceritanya : waktu aku disekolah temen-temenku banyak yang menertawakanku, mengejeku, menghina dan mencerca kepada aku. Mereka bilang ‘masa anaknya pejabat bajunya tambalan semua?’ padahalkan gak semua ya Ayah, wong Cuma ada sepuluh tambalan saja! Dasar jancuk nih manusia, suka dilebih-lebihkan kalau ngehina! Ayah tau gak ? itu tuh kalo dalam pelajaran B.Indonesia namanya Majas Metafora Ayah! Pokonya aku gak mau tau , besok aku gak mau kesekolah kalau bajuku masih begini!!!’’
Lalu Tuan Umar menelpon bendahara negara untuk meminjam uang guna membelikan anaknya baju baru untuk dipakai ke sekolah
hallo ! hallo! Ooohhh belum diangkat.., hallo!
Naahh diangkat juga, Assalamu’alikum! Pak boleh minjem uang gak? Saya mau beli baju buat anak saya, kasihan bajunya tambalan semua, udah kayak ban dalem saja itu baju, saya mau pinjem sekitar 6 atau  8 dinar ya! Untuk pembayarannya biarlah gajih saya dipotong saja.”
Lalu jawaban yang diberikan bendahara tersebut adalah “ wa’alaykumussalaam ! sebelumnya mohon maaf wahay Tuan, bukannya saya tidak mau meminjamkan dinar ini, tapi apakah Tuan bisa menjamin Minggu depan ketika hutang belum terbayar Sayid masih hidup? Saya rasa tuan tak akan bisa menjamin deh, kalaupun terjadi semisal tuan meninggal dengan keadaan punya hutang , apakah sayid sanggup menanggung resikonya di akhirat?”
Tuan Umar tak menjawab apapun, beliau hanya terdiam dan langsung menangis, tak jadi niatnya meminjam uang. Beliau berkata “demi Allah yang bumi beserta isinya adalah miliknya, jangankan Minggu depan! Besok bahkan satu jam kedepanpun aku tak bisa menjamin apakah aku masih hidup atau sudah mati!”


ngicees, 20 Sept 2019 M (malam)



























Komentar dari 2 Netijen terpilih:

Netizen :” harusnya jangan minjem dong!, coba kalau minta, seperti Rhoma Irama di film Berkelananya, yang sekarang masuk koalisi Paslon Bowo Sandi! Dasar Cebong! Gara-gara Jokowi pula inimah!”
Netizen 2 :”Anaknya manja banget sih! Udah manja baperan lagi! Gak tau terimakasih! Pilih Jokowi makannya kalau mau dibantu dalam pendidikan! Dasar fans wowo! Genderwo!”



[1] Padahal kata pak Nanang “Mulailah ingat  dan akhiri Lupa! Hidup koperasi baru!
[2] Kematian / keisdeath-an
[3] Tanda-tanda / ciri-ciri , bisa pula “alamat” (tapi bukan alamat Ayu ting-ting ‘alamat pulsa eit, Palsu dong!)
[4] Hanya Allah yang lebih tahu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentarnya pembaca sangat diharapkan walaupun hanya komen "ekhem" saja ataupun cuma "oh"