Ambil contoh ketika saya melihat teman lama saya dijalan sedang bermotor maupun sedang jalan kaki, berpapasan dengan saya tanpa ada menyapa pada saya, padahal saya itu teman lamanya dulu, satu sekolahan satu perguruan atau bahkan bisa jadi teman sebangku dulu. Luar biasa dalam hati saya langsung berucap "Sombong amat itu orang kayak gak pernah kenal saja sama gua! " Dahulu ucapan seperti ini sangat saya setujui, sangat saya aminkan, sangat saya Benarkan! Tanpa ada proses yang berlanjut, identifikasi yang berjalan untuk menemukan ada apa dibalik teman lama yang tak menyapa itu. Padahal kalau di tinjau lebih lanjut, banyak sekali opsi untuk mencari tau latar belakang sikap teman yang seperti itu. Bisa saja waktu itu dia tak melihat kita, bisa saja waktu itu dia sedang buru-buru karna ada sesuatu yang urgent, bisa jadi pula teman kita bukan sombong, melainkan malu dan gengsi untuk menyapa duluan, canggung karena sudah lama tak bertemu dan masih banyak Latar belakang lainnya yang Tentunya Positifnya. Kebanyakan dari sikap sikap saya dulu, mengutamakan latar belakang Yang Negatif, semisal : sombong lah, banyak tingkah lah, lupa ke kita lah, polontong ( belagu) lah Dan lain-lain yang justru malah menimbulkan hati kita buruk, hati kita hilang ketenangannya gara-gara diciptakan oleh pandangan kita sendiri terhadap orang lain yang belum tentu benar-benar sesuai dengan Dugaan kita itu. Sebenarnya kita hidup didunia ini mau menyebar kebencian apa kerukunan sih? Kalau gak mau menyebar-nyebar kebencian ataupun gak mau dibenci minimal mulai dari diri sendiri dulu untuk Agar selalu tidak berfikiran terhadap orang lain yang jelek2, apalagi kalau orang lain tersebut adalah orang orang yang amat dekat dengan kita, masa iya teman baik itu ternyata teman jahat. Ini Aku masih terngiang Kata Habib Hamid: "Kunci hidup bahagia itu ada 2 , satu, Husnudzan Billah ( baik sangka terhadap Allah sang pencipta)dan Dua, Husnudzan binnas (baik sangka terhadap Manusia si CiptaanNya). Semoga catatan ini membantu hati-hati, kepala-kepala dan dada dada yang banyak jaring laba²nya, yang keruh isi air2 nya dan kusut jeroannya ya! Aamiin!
O iya , kenapa saya bisa nulis perihal macam ini? Ternyata saya di kasih nasib oleh Allah menjadi seseorang diposisi teman yang tak menyapa itu, saya dibilang berubah, saya dikatakan hilang kepedulian antar sesama dan lain-lain nya. Disini saya wajib bersyukur, karena apa? Karena ini artinya Pencipta saya sedang menegur, mengingatkan akan kelakuan saya terhadap orang lain yang kurang lebihnya ya Seperti itu terhadap orang lain (negatiiiiiffff terus!) bahkan saya bisa lebih parah, lihat status orang pun saya mah sudah pasti di arahkan ke negatifnya, seakan-akan si Aldi ini lah yang paling benar dalam bertindak, paling benar dalam berfikir, paling benar dalam berpendapat terhadap orang lain dan ujung-ujungnya "orang yang tak sefaham dengan Saya ini dicap oleh saya sebagai orang yang bodoh atau lebih rendah dari saya lah kira²".
Subhanallah, memang benar yang maha Suci mah cuma Allah. Sekarang saya harus mulai membenahi diri dari ke primitifan diri sendiri dan jangan disebar luaskan ah. Ngeri! Serta saya harus terus menanamkan bahwa manusia yang sempurna itu Ya manusia yang punya kekurangan dan kelebihan.
Pandai-pandai lah pula menjaga lisan yang tajam nya bisa tembus ke hati, yang kalau sudah luka obatnya susah dicari ya di ya!
Wanasari, grimis
14:15 Kamis , 02 Februari 2023
Ibda binafsik (mulailah dari dirimu wahay Al-dirimu)
Hampura nya Al bisi urang suuzhon ka ente
BalasHapusLagi ngomongin Si Aldi inimah ih
Hapus